9 Mar 2011 12:20pm
PESTA musik jazz terbesar di Indonesia (mungkin juga dunia) telah usai tapi jejak Gigi di Java Jazz akan terus ada. Sejarah musik akan mencatat penampilan Gigi sebagai band pop-rock dengan permainan jazz yang sebenarnya. Jejak itu tersebar dan terlihat jelas sehari setelah pergelaran, baik di twiteer maupun facebook yang mencantumpan link video youtube penampilan Gigi.
Meskipun kualitas gambar dan suara tidak bagus, orang toh mendapat gambaran cukup jelas tentang penampilan malam itu. Dan terus terang saja kami sangat senang dengan situasi ini
.
Minggu, 6 Maret 2011 Gigi tampil membawakan tujuh lagunya di Hall 2A (Hall BNI) bersama Ron King Big Band. Ini untuk pertama kalinya Gigi tampil di perhelatan tahunan yang digalar sejak tahun 2004 itu. Agak terlambat sebenarnya, apalagi jika mengingat tawaran selalu datang setiap kali Java Jazz digelar.
Tapi keterlambatan ini –jika harus disebut begitu- bukannya tanpa alasan. Dan alasan itu sederhana saja, Gigi menaruh rasa hormat yang besar pada Java Jazz, dan tidak ingin tampil apa adanya. “Jika kami memutuskan untuk tampil, kami ingin penampilan itu istimewa, setidaknya berbeda dengan penampilan Gigi selama ini,” itu prinsip yang kami pegang.
Karena ini festival jazz, kami ingin Gigi memainkan komposisi jazz. Untuk itu Budjana, Hendy, Armand, dan Thomas menyiapkan tujuh lagu untuk diaransemen ulang. Tapi inipun kami rasa masih kurang nendang, dan karena sudah memutuskan untuk nyebur, sekalian saja kami minta Java Jazz mengkolaborasikan Gigi dengan Ron King Big Band.
Dengan dasar refernsi dari Budjana dan Hendy yang memang memiliki akar jazz, serta potfolio Gigi waktu memainkan lagu “Sobat” (Padi) dalam format jazz, permintaan kami pun dikabulkan. Dengan demikian di Java Jazz tahun ini Ron King punya tugas tambahan, main bareng Gigi. Sekedar informasi, Ron King telah lima kali tampil di event ini, karena itu ia mendapat penghargaan khusus.
Selain melihat videonya di youtube, kami juga membaca dan mendengar berbagai komentar tentang permainan Gigi minggu malam itu. Kami senang sekaligus risih sebab semuanya bernada positif sebab semuanya berisi pujian. Kami tidak ingin jadi besar kepala dengan pujian itu, sebab kami sendiri sebenarnya tidak terlalu puas dengan sound out-nya. Detil suara jadi kurang bisa dirasakan, khususnya suara brass. Jika ruangan lebih kecil dan sound system lebih bagus, pasti penampilan Gigi bisa lebih dinikmati.
Ditampilkan di Sweet Seventeen?Gigi mengawali penampilannya dengan lagu “Distorsi Manusia” dari album terbaru yang baru akan dirilis 22 Maret mendatang, tepat saat Gigi berusia 17 tahun. Diikuti dengan lagu “Terbang” dari album Kilas balik (1998).
Setelah ucapan selamat datang ke penonton, Gigi memainkan lagu “Nakal”, “Bumi Meringis”, dan “11 Januari”. Bumi Meringis dibawakan secara akustik dengan mengganti instrumen drum dengan cajun. Sambutan penonton terhadap segmen kedua ini sangat heboh, mungkin karena mereka sudah kenal dengan lagu Nakal dan 11 Januari. Sementara pada Bumi Meringis, mereka seperti tersihir dengan musik dan penampilan Armand yang sangat ekspresif. Keheningan itu pecah dengan tepuk tangan begitu lagu berakhir.
Tapi dari seluruh penampilan Gigi malam itu, sesi terbaik menurut kami adalah segmen terkahir atau segmen 3. Disini Armand, Budjana, Thomas, dan Hendy membawakan dua lagu, “Melayang” dan “Ya Ya Ya”. Melayang adalah lagu lama dari album ¾ yang dirilis tahun 1996. Alhir-akhir ini lagu Melayang -yang di albumnya dibuat dalam versi akustik- kembali sering dimainkan Gigi. Dinamikanya yang luar biasa membuat lagu ini selalu mendapat sambutan yang bagus, apalagi dalam aransemen jazz.
Ya ya ya sebagai lagu penutup lebih mengejutkan lagi aransemennya. Dari lagu pop rock berirama up beat yang ceria menjadi swing yang sangat kental. Jika suara Armand dihilangkan kita mungkin tidak akan tahu jika Gigi sedang memainkan lagu Ya Ya Ya.
“Kurang lama, kurang banyak lagu yang dibawakan,” begitu komentar yang kami dengar dari teman-teman yang menyaksikan langsung penampilan Gigi malam itu. Penonton sepertinya berharap akan ada lebih banyak lagu. Kami sependapat dengan penonton, tapi kami memiliki jatah waktu yang sangat terbatas, cuma 45 menit. Bahkan pada lagu terkahir kami mulai mendengar panggung sebelah sedang mencoba drum untuk pertunjukan berikutnya.
Sebagai gambaran buat kalian yang tidak sempat menyaksikan Gigi, di Hall 2A itu terdapat dua panggung bersebelahan. Di dua panggung ini band-band main bergantian dengan pembagian waktu yang ketat. Karena itu kami tidak bisa membuat repertoar yang lebih panjang dari tujuh lagu itu.
Melihat sukses penampilan malam itu, kami berencana membawa konsep jazz ini kedalam acara konser tunggal Gigi-Sweet Seventeen di Istora senayan, 26 Mai mendatang. Tapi kami mesti bicara dulu dengan tim kreatif dan Gigi.(son andries/POSe)
1 komentar:
GAMES KARTU ONLINE TERBESAR DI ASIA
- JURAGANQQ -
MENYEDIAKAN 7 PERMAINAN KARTU TERFAVORIT
BANDAR Q | DOMINO 99 | ADU Q | BANDAR POKER | POKER | CAPSA SUSUN | SAKONG
GABUNG SEKARANG
MEMBERIKAN BONUS TERBESAR !!
- CASHBACK 0.3%
- REFFERAL 15%
- JACKPOT !!
- MINIMAL DEPOSIT & WITHDRAW 20RB
- BEST SERVER FOR GAMBLING NO ROBOT !
- PLAYER VS PLAYER
- FAST PROSES !
- CS ONLINE 24 JAM
JuraganQQ
Posting Komentar